Profil
1. Latar Belakang & Identitas
Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur adalah perangkat daerah yang bertugas menyelenggarakan urusan kesehatan masyarakat di wilayah Kabupaten Boltim, Sulawesi Utara, berkedudukan di Desa Tutuyan, Kecamatan Tutuyan, kode pos 95783. Kontak resmi: [email protected]
Boltim sendiri dimekarkan dari Bolaang Mongondow sejak 24 Juni 2008, memiliki luas sekitar 866 km² dengan ibu kota di Tutuyan, dan populasi sekitar 90.787 jiwa (mid‑2023) .
2. Visi, Misi & Tugas
Walaupun informasi langsung dari situs Dinkes terbatas, visi-misi Dinkes mengikuti arah pembangunan daerah 2019–2023: menjadikan Boltim sejahtera, religius, dan berdaya saing melalui peningkatan SDM, infrastruktur, dan pelayanan publik yang prima .
Tugas pokok Dinkes mencakup:
-
Melaksanakan kebijakan kesehatan daerah,
-
Melakukan pengendalian penyakit, promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif,
-
Menyusun dan menerapkan program kesehatan,
-
Evaluasi dan pelaporan kegiatan kesehatan,
-
Administrasi internal serta pengelolaan unit teknis (UPT) seperti Puskesmas.
3. Struktur Organisasi & SDM
Berdasar menu “Struktur Organisasi” di situs resmi, Dinkes Boltim memiliki unit struktural: sekretariat, beberapa bidang teknis, serta UPT seperti unit di tingkat kecamatan . Kepala Dinas saat ini adalah Saifudin Gobel, SKM, M.Kes .
Secara umum, tenaga kesehatannya mencakup dokter, perawat, bidan, farmasi, dan lainnya, tersebar di Puskesmas dan fasilitas kesehatan wilayah. Data rinci per kecamatan bisa diperoleh dari BPS Bolmong, namun Dinkes menjadi ujung tombak layanan tersebut .
4. Program & Capaian
-
Vaksinasi COVID‑19: secara intensif digalakkan oleh Dinkes di Puskesmas perbatasan, sesuai laporan dari awal pandemi dan terus berlanjut hingga 2022–2025 .
-
Penanganan DB DBD: Dinkes aktif melakukan edukasi dan kegiatan penanggulangan demam berdarah.
-
Stunting: bersama Bappelitbangda, DPPKB, dan OPD lain, meluncurkan program analisa situasi stunting sejak 2021, termasuk penetapan desa lokus dan intervensi spesifik serta sensitif (gizi ibu hamil, imunisasi bayi, air minum layak, dan lain‑lain) dengan program maupun alokasi anggaran dari DAK dan Dana Desa
Kegiatan kesehatan masyarakat lain seperti Posyandu, pemeriksaan gratis, dan sosialisasi HKN tiap 12 November juga menjadi agenda rutin Dinkes .
5. Tantangan & Strategi
Program intervensi terkendala oleh:
-
Ketersediaan dan distribusi tenaga kesehatan (terutama bidan di desa),
-
Kurangnya kader kesehatan serta pelatihan,
-
Kepatuhan program (terutama terkait budaya),
-
Data kurang lengkap untuk evaluasi .
Strateginya meliputi peningkatan kapasitas SDM, kampanye sosial budaya, evaluasi dan pemantapan integrasi program antar-OPD serta pelibatan tokoh agama dan masyarakat.
6. Kolaborasi & Unit Pelaksana
Dinkes bekerja sama dengan berbagai instansi:
-
Bappelitbangda dalam data dan pembiayaan program stunting.
-
DPPKB, PUPR, DPMD untuk survei dan pelaksanaan intervensi gizi, Air Minum Layak, dsb.
-
RSUD Boltim untuk mengintegraf klinis dan rujukan, seperti terlihat dari rapat evaluasi tahun 2024.
Unit teknis pelaksana garis depan: Puskesmas di tujuh kecamatan (Tutuyan, Kotabunan, Nuangan, Modayag, Modayag Barat, Motongkad, Mooat), termasuk unit pemberdayaan kesehatan desa dan Posyandu.
7. Penutup
Secara umum, Dinkes Boltim menunjukkan komitmen yang kuat dalam:
-
Promosi dan edukasi kesehatan (vaksinasi massal, Puskesmas, posyandu),
-
Penanganan penyakit (DBD, COVID-19, stunting),
-
Penajaman keterlibatan SDM dan masyarakat,
-
Sinergi antar-OPD untuk menuju pelayanan publik yang menyeluruh dan berkualitas.
Dengan tantangan geografis dan sumber daya, Dinkes terus berupaya memperluas akses kesehatan ke desa‐desa, membangun komunitas sehat, serta memanfaatkan regulasi dan anggaran untuk menyukseskan kesehatan masyarakat di Boltim.